A. Manusia sebagi makhluk sosial.
Menurut Aristoteles(384-322 sebelum mahsehi), seorang ahli fikir yunani menyatakan dalam ajarannya, bahwa manusia adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi makhluk hidup bermasyarakat.
Makhluk sosial itu adalah manusia yang berhubungan secara timbal balik dengan manusia lain dan tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak bisa berjalan tegak. Dengan bantuan orang lain manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Selain itu juga diberikan berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
B. Makna manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kehidupannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat/bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong,dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sama merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial (Homo Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin berinteraksi dengan sesama/bergaul. Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan ilmu sosiologi. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya diungkapkan oleh Adam Smith ( 1723-1790) dalam buku yang berjudul "An Inquiry into the nature and causes of the wealth of nations", yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi (Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya.
C. Ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat. Bila hal-hal diatas dilanggar maka terjadilah yang dinamakan penyimpangan sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 harsat yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya (Masyarakat).
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.
D. Tiga aspek yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai tiga aspek yaitu :
1. Aspek organik
Aspek organik ini yaitu manusia makhluk sosial yang memiliki fisik yang disebut jasmani. Organ tubuh manusia dari ujung rambut hingga ujung kaki, hingga ia bisa disebut manusia. Tidak disebut binatang atau tumbuhan yang juga merupakan ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi ini.
2. Aspek pisikologis
Aspek pisikologis di sini yakni unsur rohani yang terdapat dalam diri manusia sebagai makhluk sosial. Jiwa atau ruh yang menjadikan seseorang manusia hidup dan memiliki ciri-ciri hidup. Mulai dari bernafas,tumbuh berkembang, dan dapat memiliki pemikiran-pemikiran yang sifatnya abstrak. Termasuk memiliki perasaan terhadap segala sesuatu yang dialaminya.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial yang dimaksud yaitu adanya kebersamaan yang menjadi bagian dari ciri manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kondisi atau situasi tertentu manusia selalu melakukan hal secara bersama-sama, mereka melakukan hal tersebut sematamata untuk mencapai suatu tujuan dalam menghasilkan suatu karya.
E. Kesimpulan
Manusia sejak awal lahirnya adalah sebagai makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Aristoteles(3844-322 sebelum masehi), seorang ahli fikir yunani menyatakan dalam ajarannya bahwa manusia adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi makhluk yang bermasyarakat. Dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia dikenal sebagai makhluk sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat/bersilatuhrahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial (Homo Sucius) yaitu makhluk yang ingin berinteraksi dengan sesama/bergaul. Adapun ilmu yang mempelaari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama samanya dinamakan ilmu sosiologi. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 harsat yaitu:
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya (Masyarakat)
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.
Sumber: Buku Pandangan Aristoteles Zoon Politicon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar