Ilmu sosial dasar atau yang dikenal dalam bahasa ingris dengan Social Science yang bearti ilmu sosial. Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep,teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti : sejarah, ekonomi,geografi sosial, sosiologi, antropologi, psykologi sosial.
Pengertian Fenomena Sosial
Pengertian Fenomena Sosial adalah kondisi di mana manusia mengganggap segala hal yang dialaminya adalah sebuah kebenaran absolut. Padahal hal itu sebenernya adalah kebeneran semu yang dibuat melaluli simulasi simbol-simbol. Kode-kode yang dicitrakan sedemikian dari sebuah objek yang benar. Jika kita membahas fenomena sosial dalam hal ini kita ambil. Indonesia artinya fenomena sosial yang hanya terjadi di Indonesia.
Contoh Fenomena Sosial :
Mudik adalah taruhan keberhasilan pemudik. Akan ada rasa malu bagi pemudik yang pulang dengan tangan kosong. Maka kita lihat banyak pemudik yang tidak sengaja memoles dirinya dengan simbol peningkatkan status ekonomi. Namun penonjolan status tersebut memberi dampak lanjutan bagi penduduk desa lainnya bahwa kota adalah jalan menuju kehidupan yang baik , namun lebih dari itu pemudik sebuah kerinduan.
Sumber :http://www.psychologymania.com/2013/07/pengertian-fenomena-sosial_3.html
Riview Film Sukarno
Setelah cinta-nya digagalkan oleh perbedaan kasta, hanya butuh adegan tak
lebih dari 10 menit dinasehati HOS Cokroaminoto (Pendiri Sarikat Islam) dan tak
butuh lama, Soekarno remaja terbakar rasa nasionalisme-nya ketika HOS
Cokroaminoto berorasi.
Adegan langsung lompat mengisahkan Soekarno dewasa dengan lantang berpidato
di depan rakyat.
Dengan represif Pemerintahan Hindia Belanda langsung menangkap dan
memenjarakan Soekarno.
Momen penting diperlihatkan ketika Soekarno menyampaikan pledoi Indonesa
Menggugat yang akhirnya membuat Soekarno hidup dalam pembuangan.
Dalam pembuangan di Bengkulu, Soekarno akhirnya bertemu dengan Fatmawati.
Proses bertemu-nya Fatmawati digambarkan begitu detail oleh Hanung Bramantyo.
Kisah pertemuan dengan Fatmawati dan keretakan rumah tangga Soekarno dengan
Inggit jadi fokus Hanung Bramantyo.
Adegan lalu memperlihatkan bahwa Soekarno lebih sibuk mengurusi persoalan
cinta dengan Fatmawati dibandingkan memikirkan langkah perjuangan yang akan
ditempuh saat Jepang mulai masuk Indonesia. Konflik Soekarno dengan Inggit
makin runcing ketika Inggit secara sinis menyindir Soekarno soal kehadiran
fatmawati.
Jepang lalu masuk Indonesia setelah Hindia Belanda menyerah. Soekarno
seperti pria ketakutan digambarkan harus bekerja-sama oleh Jepang. Dengan
extreme, Hanung menggambarkan Soekarno menuruti apa saja yang diinginkan
Jepang. Mulai membujuk menyerahkan pangan ke Jepang hingga menjadi OPERATOR
LAPANGAN menyediakan perempuan Indonesia untuk jadi pemuas seks para serdadu
Jepang.
Soekarno akhirnya dipindahkan di Jakarta dari pembuangannya di Bengkulu.
Disinilah Hatta dan Syahrir bertemu Soekarno dengan perbedaan pendapat untuk
menentukan langkah apa yang harus disikapi menghadapi penjajah baru bernama Dai
Nippon. Ironisnya, ketika Jepang semakin mendesak agar Soekarno, Hatta, dan
tokoh lainnya musti menuruti kemauan Jepang, digambarkan Soekarno justru lebih
galau memikirkan kisah cinta-nya dibandingkan perjuangan yang harus ditempuh.
Selama Penjajahan Jepang, Soekarno digambarkan sebagai kolaborator Jepang
dalam membujuk Rakyat Indonesia bekerja-sama dengan Jepang. Hingga akhirnya,
ketika Jepang kalah perang, konflik dengan pemuda digambarkan oleh Hanung.
Meski hanya sepenggal-sepenggal, dilukiskan mulai dari pertemuan Soekarno di
Saigon (meskipun sebenarnya di kota Dalat yg berdekatan dengan Saigon) hingga
konflik dengan pemuda, Peristiwa Rengas-Dengklok hingga detik-detik peristiwa
Soekarno membacakan Proklamasi.
Film ini menyampaikan kepada, generasi muda yang telah kehilangan Ruh Patriolisme medan Nasionalisme, untukRuh zaman lampau untuk diterjemahkan dalam konteks kesenian. Jika generasi muda gagal membangun mentalitas patriotik dan melakukan perubahan, maka mereka akan menjadi generasi gagal. Sebagaimana yang diucapkan oleh, Cipto Mangoen Kusumo sbb: "Keadaan yang akan datang bagi tanah air dan bangsa terletak dalem keadaan sekarang dan keadaan sekarang adalah kamu. Oleh karena itu janganlah kamu memberikan bareng sesuatu juga pun untuk membikin terang waktunya waktu yang akan datang itu. Serahkanlah dirimu pada pekerjaan yang menjadi kebahagiaan anak cucu kita agar supaya turunan kita tidak akan mengatakan bahwa kita telah hidup tidak berguna.
menemukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar